Tanggapan Wakil Bupati Tulang Bawang Hamka Soal Faskes BPJS Kesehatan Diduga Berbeda Dengan Fakta Dilapangan.

Fhoto: RSUD Menggala dan Dinas Kesehatan Menggala, Serta chatan Keluarga Korban Kepada drektur RSUD
dan Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan.


Redaksi : HNNew.com

Rabu : 16,April,2025

Tulang Bawang // Pada hari Senin 14, April,2025, terkait pemberitaan Bid BPJS kesehatan, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, dinilai lambat respon dan mengabaikan masyarakat untuk mendapatkan faskes kesehatan bpjs gratis hingga pasien kehilangan nyawa sebab  bpjs kesehatan terdaftar belum bisa digunakan.


Pasien RSUD manggala di karena tidak mendapatkan perhatian khusus dan fasilitas kesehatan BPJS belum aktif, sehingga pihak rumah sakit menggala memindahkan dari ruang ICU ke ruangan rawat inap dalam keadaan kritis. Pasien atas nama Hendrik terkena penyakit pembuluh darah di otak sebelah kanan, dari pertama masuk RSUD Menggala tidak sadarkan diri, jelang sekitar 4 hari dalam ruangan ICU pasien sedikit ada perubahan yaitu tangan bisa bergerak dan matanya sudah mulai terbuka keluarga sudah senang karena ada perubahan. tetapi sangatlah disayangkan masih dalam keadaan kritis pihak rumah sakit menggala setiap hari memberikan pertanyaan kepada anak korban dan memberikan struk nilai biaya kalau pakai umum. Ucap Andre adik kandung almarhum Hendrik 



Kepala Karu oknum berinisial (IH) mengatakan kepada Joni sanjaya sebagai penanggung jawab lewat via telpon WhatsApp serta bicara kepada anak korban," ini kita pindahkan ke ruangan rawat inap sementara, karena apabila pakai umum biayanya akan membengkak kalau obatnya sama dokternya sama hanya beda ruangan aja soalnya kasian kalau pakai umum pasien ini belum ada kejelasan apakah pakai BPJS kesehatan atau pakai umum. Tutur Oknum (IH) Karu ICU RSUD Menggala 




Sedangkan menurut Andre oknum (HI) semestinya tahu kalau korban pakai BPJS kesehatan sesuai dari dinas kesehatan ibu ELSI sudah pernah menghubungi dan bertanya apakah pasien atas nama Hendrik di ruang ICU. Sehingga anak korban pasrah dan di pindahkan dari ICU ke ruangan rawat inap sekitar jam.12:00 wib dan semakin drop dan kritis sekitar jam 12:30  malam wib hingga meninggal dunia sekitar jam 4 sore. Ujar Andre dengan nada kecewa, pada hari Jumat 11 April 2025. 


Dalam hal ini ketua DPD LBH PKR “joni Sanjaya” menemui wakil bupati “Hamka” untuk berkoordinasi terkait BPJS kesehatan dari pemerintah yang di nilai menyepelekan dan menghambat masyarakat yang kurang mampu untuk membuat atau meminta bantuan untuk verifikasi BPJS gratis.


Dalam hal ini Wakil bupati Hamka  menyampaikan.“ Apabila persyaratannya lengkap berkasnya sudah tidak ada hambatan maka BPJS yang sudah memenuhi syarat atau lengkap seharusnya sudah bisa langsung aktif atau di gunakan.” ucapnya  


“contohnya saya meminta Andika ke kantor BPJS nyatanya langsung aktif pada hari itu juga kalau berkasnya di nyatakan lengkap surat keterangan tidak mampunya ada seharusnya langsung di proses dan di aktifkan kemarin buktinya langsung aktif, jika persyaratannya sudah  lengkap  BPJS nya sudah selayak nya di proses dan langsung di aktifkan semestinya,“ ujar Hamka Wakil Bupati Tulang Bawang 


 


Namun fakta yang ada berbeda seperti di katakan oleh keluarga pasien Hendrik mengajukan pembuatan  BPJS  kesehatan di dinas kesehatan yang ditangani Bu Elsi dan menjelaskan kepada keluarga pasien dalam pembuatan bpjs kesehatan,” prosedur proses pendaftaran BPJS harus berdasar kan prosedurnya dari pusat untuk mengaktifkan BPJS setiap awal bulan. Bukan langsung di aktifkan sekarang karena pihak dinas cuma melakukan verifikasi aja sesuai aturan pemerintah pusat,”ucap ELSI bidang pelayanan dinas kesehatan 


Disi lain Pihak RSUD tulang bawang kas manajer memberikan alasan yang tidak jelas dan mengada-ngada diduga untuk membodohi keluarga pasien yang pada saat itu sedang kritis.


“jika memang BPJS nya sesuai aturan tidak bisa di ajukan lagi aturan BPJS kalau sudah lewat 3x 24 jam maka nya kita pindahkan pasien dari ICU ke ruangan rawat inap untuk meringankan biaya jika harus di bayar pakai umum sementara untuk sekarang sudah mencapai Rp 9juta lebih yang harus di bayar.” Ungkap. kas manajer RSUD pada Jumat 11 04 2025.



Dalam  informasi kronologi kejadian yang di paparkan oleh keluarga pasien (alm) berawal mula pihak RSUD memindahkan pasien kembali ke ruangan ICU kembali namun kondisi pasien sudah semakin memburuk sampai pasien meninggal dunia diduga terabaikan tidak mendapatkan perhatian  dari pihak RSUD manggala karena mementingkan biaya dari pada keselamatan pasien.


Pihak keluarga pasien  ( Andre ) selaku adik kandung merasa keluarganya di terabaikan dan menjelaskan,“ betapa sulitnya  untuk membuat BPJS kesehatan atau faskes dari pemerintah  untuk mendapatkan akses walau sudah ada rekomendasi dari kadis kesehatan “Patoni” Namun pihak bagian pelayanan BPJS ibu Elsi kurang merespon bahkan di hubungi berkali kali namun tetap tidak menghiraukannya bahkan no WhatsApp adik korban sengaja di blokir oleh ibu ELSI. Sungguh terlalu sikapnya acuh tidak patut jadi contoh.” tutup Andreyadi ( Tim/Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال